Selasa, 23 Oktober 2012

Penantian Panjang

Cinta memang sesuatu yang indah untuk dijalankan dan bukan jadi beban bagi yang menjalaninya. Sebelum masuk ke pengalaman pribadi yang saya alami ini, saya akan memperkenalkan sedikit tentang aku sendiri, nama saya Indra dan tinggal di salah satu kota Depok, Jawa Barat dan sedang menyelesaikan kuliah S1 Teknik informatika di Universitas swasta ternama di Jakarta. Dan pacar saya bernama Jenny yang tinggal di Bekasi, Jawa Barat. Dia bekerja di salah satu perusahaan ternama di Indonesia. Kami bukanlah warga jawa barat yang asli melainkan berasal dari kota Medan dan berasal dari kampung yang berdekatan. Banyak hal yang membuat kami merasa menyatu yang berawal dari teman yang menjodoh-jodohkan aku dan dia. Awalnya tidaklah memiliki sedikitpun rasa suka terhadap dia alasannya dia ketua kelas aku dulu dan pernah dihukum oleh wali kelas karena dia. Hari demi hari kami jalani bersama dan menamatkan sekolah dasar pada masa itu. Setelah tamat SD aku masuk di salah satu SMP Negeri di kotaku, dan dia juga masuk pada sekolah yang sama. Kesamaan tempat SMP kami tidak juga membuat kami kompak dan bersama karena berbeda kelas pada saat itu. Setelah menjalani hari demi hari kami masuk pada kelas yang sama pada kelas 3 dan rasa suka belum juga muncul, tetapi rasa sungkan justru yang saya alami pada saat itu. Keberadaan dia membuat aku selalu malu dan tidak merasa nyaman di kelas sehingga memmbuat prestasiku sedikit menurun.
Selama kami sekelas, kami tidak pernah berbicara bersama atau hal apapun yang kita lakukan secara bersama. Selama tiga tahun di sekolah yang sama, aku memutuskan untuk masuk di SMA Negeri yang letaknya cukup dekat dengan rumah dan dia masuk di salah satu SMK yang cukup jauh dari rumahnya. Semasa SMA kelas 1 aku meminta nomor telepon dia dari salah satu teman aku yang cukup kompak dengan dia. Setelah saya minta, saya memutuskan untuk sms-an dengan dia dan dia juga mersa terbuka dengan kehadiranku. Hari demi hari kami semakin sering sms-an dan cukup kompak, tapi kekompakan kami di ponsel bukalah terjadi pada kenyataan aslinya, bahkan jika sepulang sekolah dia lewat dari rumah aku sekalipun aku tidak pernah menyapanya. Mungkin merasa bodoh dan seorang pecundang , tapi merasa sungkan saja bertemu dengannya. Setelah beberapa lama kami memutuskan untuk bertemu, yah...walaupun dalam hati sedikit kesal karena dia mengajak temannya.....Tapi it bukanlah alasan aku bisa marah sama dia karena hubungan kami pada saat itu juga hanya sebatas sahabat saja. Hari demi hari aku mulai mengenalnya, entah apa yang melintas dipikiranku sehingga aku mulai tertarik dengannya. Pada suatu ketika aku memutuskan untuk mengungkapkan perasaanku kepadanya lewat sms, tapi dia langsung menolak aku mentah-mentah dengan alasan dia belum yakin sama aku karena dia merasa minder kalau berpacaran dengan aku. Maklum aku orangnya cukup tampan dan selalu banyak menerima pujian dari orang sekitar hehehehe.....:).
            Ketulusan cintaku yang ditolak pada saat itu tidak membuat hatiku berpaling ke wanita lain, aku tetap mempertahankan perasaanku kepadanya dan walaupun dia sudah menolak aku tidak lantas membuat hubungan ami menjadi renggang sebagai sahabat. Kami menjalani hari demi hari sebagaimana biasanya. Setelah tamat dari SMA aku memutuskan untuk bimbingan belajar untuk bisa masuk di perguruan tinggi nantinya dan dia tetap di kampung membantu orangtuanya sebagai petani.
            Pada saat itu aku dan teman-teman sedang hang out bareng di salah satu taman yang cukup rame dikunjungi pada malam itu. Aku dan teman-teman ngobrol-ngobrol tentang apa saja yang membuat suasana merasa hidup. Dikeseruan obrolan kami tiba-tiba teleponku berdering dan ternyata ada panggilan dari sahabatku yaitu Jenny orang yang sebenarnya aku suka. Kami mengobrol dan pada saat itu dia mengatakan bahwa selama ini dia bodoh dan merasa tidak sadar akan semua yang kami jalanin bersama, dan pada saat itu dia menyesal dan mengatakan dia sebenarnya suka sama aku tapi keadaan aku yang diselimuti oleh faktor x tidak dapat langsung menerima pada saat itu dan aku mengatakan kepadanya aku juga sayang tetapi mungkin kita akan bersama di lain waktu.
            Setelah telepon itu aku dan dia semakin sering sms-an dan ntah apa aku tidak memperdulikan dengan siapa aku sms-an dengan faktor x yang saya alami pada saat itu. Beberapa bulan menjalani hari biasanya, aku memutuskan untuk berangkat ke jakarta dan memutuskan faxtor x yang menghalangi aku serta kuliah disana. Setelah saya masuk kuliah dia sms aku dan mengatakan bahwa dia dalam perjalanan menuju Jakarta. Aku begitu senang dan kesenangku tidak bisa digambarkan lagi pada saat itu.
            Setiba di Jakarta kami bukannya ketemu malah waktu akku tidak ada dan dia juga datang ke jakarta memutuskan untuk kerja di Bekasi. Hari demi hari akku mengatur jadwal untuk bertemu dengan dia yang telah saya atur selama 6 bulan sebelum ketemu. Hari janjianpun tiba dan aku berangkat menggunakan transportasi kereta api dan bertemu di salah satu stasiun di bekasi. Pada saat bertemu dengan dia aku merasa minder karena aku lihat ada sedikit perubahan dengan dia, yaitu makin cantik dan mengenal gaya anak muda jaman sekarang. Semangatkupun mulai membara untuk memutuskan untuk menjadikannya pacar aku. Hal yang membuat setia dan tetap tertarik kepadanya adalah dia baik, bersikap dewasa, perhatian, dan cukup menarik dengan kesederhanaan yang dia miliki.
            Pada tanggal 14 Juli aku memutuskan untuk mengungkapkan perasaanku untuk yang kedua kalinya dan dia pertama aneh karena aku mengungkapkannya lewat pesan dan cukup terburu-buru. Tetapi bukan penolakan yang saya dapat pada saat itu tapi justru dia langsung menerimaku.
            Kami jalani hubungan kami seperti biasanya, mungkin ada sedikit rintangan yang menguji hati kami yaitu kemauan untuk menerima apa adanya. Memang di awal kami jadian aku selalu menuntut dia ini itu bagaikan aku tidak bisa mengerti akan dia. Tapi lama kelamaan aku bisa menerima karena aku sadar pacaran itu bukanlah suatu hal untuk menuntut untuk ini dan itu tapi bagaimana menerima pasangan kita apa adanya dan bukan merubah apa yang memang membuat dia tidak nyaman dengan perubahan yang kita minta.
            Dikala dia berkerja aku kuliah, kami tidak kehilangan komunikasi di setiap harinya, aku dan dia selalu menyempatkan sms-an. Kami jalan bersama di kala kami punya waktu bersamaan libur. Semakin tinggi intensitas kami bertemu membuat aku mkin sayang kepadanya karena dia benar-benar wanita yang saya impikan.
            Tapi diwaktu kami jalan bareng bukan tidak ada halangan yang kami hadapi, aku dan dia seperti dikejar jadwal kereta karena keretalah transportasi utama kami untuk pulang ke rumah masing-masing. Meskipun demikian aku tidak pernah merasa bosan dan capek akan hal tersebut. Dan hingga saat ini walaupun jarak yang memisahkan kami belum pernah dan bahkan ada terlintas di pikiran untuk menduakannya dan mencari pacar yang dekat, karena aku berpikir untuk memiliki cinta sejati kita harus bertahan di kepahitan sekalipun yang kita hadapi.
            Demikian sedikit cerita tentang pengalamanku dengan pasangan aku, gimana dengan cerita kamu dan pasangan kamu?

1 komentar:

Unknown mengatakan...

Bagus ceritanya.. :D