Cinta
memang sesuatu yang indah untuk dijalankan dan bukan jadi beban bagi yang
menjalaninya. Sebelum masuk ke pengalaman pribadi yang saya alami ini, saya
akan memperkenalkan sedikit tentang aku sendiri, nama saya Indra dan tinggal di
salah satu kota Depok, Jawa Barat dan sedang menyelesaikan kuliah S1 Teknik
informatika di Universitas swasta ternama di Jakarta. Dan pacar saya bernama
Jenny yang tinggal di Bekasi, Jawa Barat. Dia bekerja di salah satu perusahaan
ternama di Indonesia. Kami bukanlah warga jawa barat yang asli melainkan berasal
dari kota Medan dan berasal dari kampung yang berdekatan. Banyak hal yang
membuat kami merasa menyatu yang berawal dari teman yang menjodoh-jodohkan aku
dan dia. Awalnya tidaklah memiliki sedikitpun rasa suka terhadap dia alasannya
dia ketua kelas aku dulu dan pernah dihukum oleh wali kelas karena dia. Hari
demi hari kami jalani bersama dan menamatkan sekolah dasar pada masa itu.
Setelah tamat SD aku masuk di salah satu SMP Negeri di kotaku, dan dia juga
masuk pada sekolah yang sama. Kesamaan tempat SMP kami tidak juga membuat kami
kompak dan bersama karena berbeda kelas pada saat itu. Setelah menjalani hari
demi hari kami masuk pada kelas yang sama pada kelas 3 dan rasa suka belum juga
muncul, tetapi rasa sungkan justru yang saya alami pada saat itu. Keberadaan
dia membuat aku selalu malu dan tidak merasa nyaman di kelas sehingga memmbuat
prestasiku sedikit menurun.
Selama kami sekelas, kami tidak pernah berbicara
bersama atau hal apapun yang kita lakukan secara bersama. Selama tiga tahun di
sekolah yang sama, aku memutuskan untuk masuk di SMA Negeri yang letaknya cukup
dekat dengan rumah dan dia masuk di salah satu SMK yang cukup jauh dari
rumahnya. Semasa SMA kelas 1 aku meminta nomor telepon dia dari salah satu
teman aku yang cukup kompak dengan dia. Setelah saya minta, saya memutuskan
untuk sms-an dengan dia dan dia juga mersa terbuka dengan kehadiranku. Hari
demi hari kami semakin sering sms-an dan cukup kompak, tapi kekompakan kami di
ponsel bukalah terjadi pada kenyataan aslinya, bahkan jika sepulang sekolah dia
lewat dari rumah aku sekalipun aku tidak pernah menyapanya. Mungkin merasa
bodoh dan seorang pecundang , tapi merasa sungkan saja bertemu dengannya.
Setelah beberapa lama kami memutuskan untuk bertemu, yah...walaupun dalam hati
sedikit kesal karena dia mengajak temannya.....Tapi it bukanlah alasan aku bisa
marah sama dia karena hubungan kami pada saat itu juga hanya sebatas sahabat
saja. Hari demi hari aku mulai mengenalnya, entah apa yang melintas dipikiranku
sehingga aku mulai tertarik dengannya. Pada suatu ketika aku memutuskan untuk
mengungkapkan perasaanku kepadanya lewat sms, tapi dia langsung menolak aku
mentah-mentah dengan alasan dia belum yakin sama aku karena dia merasa minder
kalau berpacaran dengan aku. Maklum aku orangnya cukup tampan dan selalu banyak
menerima pujian dari orang sekitar hehehehe.....:).
Ketulusan cintaku yang ditolak pada
saat itu tidak membuat hatiku berpaling ke wanita lain, aku tetap
mempertahankan perasaanku kepadanya dan walaupun dia sudah menolak aku tidak
lantas membuat hubungan ami menjadi renggang sebagai sahabat. Kami menjalani
hari demi hari sebagaimana biasanya. Setelah tamat dari SMA aku memutuskan
untuk bimbingan belajar untuk bisa masuk di perguruan tinggi nantinya dan dia
tetap di kampung membantu orangtuanya sebagai petani.
Pada saat itu aku dan teman-teman
sedang hang out bareng di salah satu taman yang cukup rame dikunjungi pada
malam itu. Aku dan teman-teman ngobrol-ngobrol tentang apa saja yang membuat
suasana merasa hidup. Dikeseruan obrolan kami tiba-tiba teleponku berdering dan
ternyata ada panggilan dari sahabatku yaitu Jenny orang yang sebenarnya aku
suka. Kami mengobrol dan pada saat itu dia mengatakan bahwa selama ini dia
bodoh dan merasa tidak sadar akan semua yang kami jalanin bersama, dan pada
saat itu dia menyesal dan mengatakan dia sebenarnya suka sama aku tapi keadaan
aku yang diselimuti oleh faktor x tidak dapat langsung menerima pada saat itu
dan aku mengatakan kepadanya aku juga sayang tetapi mungkin kita akan bersama
di lain waktu.
Setelah telepon itu aku dan dia
semakin sering sms-an dan ntah apa aku tidak memperdulikan dengan siapa aku
sms-an dengan faktor x yang saya alami pada saat itu. Beberapa bulan menjalani
hari biasanya, aku memutuskan untuk berangkat ke jakarta dan memutuskan faxtor
x yang menghalangi aku serta kuliah disana. Setelah saya masuk kuliah dia sms
aku dan mengatakan bahwa dia dalam perjalanan menuju Jakarta. Aku begitu senang
dan kesenangku tidak bisa digambarkan lagi pada saat itu.
Setiba di Jakarta kami bukannya
ketemu malah waktu akku tidak ada dan dia juga datang ke jakarta memutuskan
untuk kerja di Bekasi. Hari demi hari akku mengatur jadwal untuk bertemu dengan
dia yang telah saya atur selama 6 bulan sebelum ketemu. Hari janjianpun tiba
dan aku berangkat menggunakan transportasi kereta api dan bertemu di salah satu
stasiun di bekasi. Pada saat bertemu dengan dia aku merasa minder karena aku
lihat ada sedikit perubahan dengan dia, yaitu makin cantik dan mengenal gaya
anak muda jaman sekarang. Semangatkupun mulai membara untuk memutuskan untuk
menjadikannya pacar aku. Hal yang membuat setia dan tetap tertarik kepadanya
adalah dia baik, bersikap dewasa, perhatian, dan cukup menarik dengan
kesederhanaan yang dia miliki.
Pada tanggal 14 Juli aku memutuskan
untuk mengungkapkan perasaanku untuk yang kedua kalinya dan dia pertama aneh
karena aku mengungkapkannya lewat pesan dan cukup terburu-buru. Tetapi bukan
penolakan yang saya dapat pada saat itu tapi justru dia langsung menerimaku.
Kami jalani hubungan kami seperti
biasanya, mungkin ada sedikit rintangan yang menguji hati kami yaitu kemauan
untuk menerima apa adanya. Memang di awal kami jadian aku selalu menuntut dia
ini itu bagaikan aku tidak bisa mengerti akan dia. Tapi lama kelamaan aku bisa
menerima karena aku sadar pacaran itu bukanlah suatu hal untuk menuntut untuk
ini dan itu tapi bagaimana menerima pasangan kita apa adanya dan bukan merubah
apa yang memang membuat dia tidak nyaman dengan perubahan yang kita minta.
Dikala dia berkerja aku kuliah, kami
tidak kehilangan komunikasi di setiap harinya, aku dan dia selalu menyempatkan
sms-an. Kami jalan bersama di kala kami punya waktu bersamaan libur. Semakin
tinggi intensitas kami bertemu membuat aku mkin sayang kepadanya karena dia
benar-benar wanita yang saya impikan.
Tapi diwaktu kami jalan bareng bukan
tidak ada halangan yang kami hadapi, aku dan dia seperti dikejar jadwal kereta
karena keretalah transportasi utama kami untuk pulang ke rumah masing-masing.
Meskipun demikian aku tidak pernah merasa bosan dan capek akan hal tersebut.
Dan hingga saat ini walaupun jarak yang memisahkan kami belum pernah dan bahkan
ada terlintas di pikiran untuk menduakannya dan mencari pacar yang dekat,
karena aku berpikir untuk memiliki cinta sejati kita harus bertahan di
kepahitan sekalipun yang kita hadapi.
Demikian sedikit cerita tentang
pengalamanku dengan pasangan aku, gimana dengan cerita kamu dan pasangan kamu?
1 komentar:
Bagus ceritanya.. :D
Posting Komentar